Selasa, 03 November 2009

totok kerot






















[navigasi.net] Budaya - Arca Totok Kerot
Arca Totok Kerot yang berukuran raksasa, sepintas mirip dengan Arca Dwarapala yang berada di Singosari - Malang










Lokasi

:

Bulusari;Pagu;Kediri




Ketinggian

:

104 m





















[navigasi.net] Budaya - Arca Totok Kerot
Sisi kiri dari arca yang memperlihatkan bagian tangan sampai bahu yang sudah hilang entah kemana. Dibagian belakang foto terlihat pos jagayang ada di lokasi


Sepintas arca Totok Kerot yang berada di Desa Bulusari, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, tidak jauh beda dengan sepasang Arca Dwarapala yang berada di Singosari. Hanya saja kondisinya lebih mengenaskan karena terdapat bagian tubuh yang hilang terutama tangan kirinya. Arca ini juga tidak memegang gada seperti halnya Arca Dwarapala, atau mungkinkah bagian tangan yang hilang dari arca ini memegang senjata tersebut ? Tidak ada penjelasan yang pasti. Yang jelas arca ini tegak duduk seorang diri di antara areal sawah penduduk berteman pagar besi yang mengitarinya dan sebuah pos jaga yang ketika saya mengunjungi saat itu, tidak nampak seorang pun ada didalamnya.

Arca Totok Kerot merupakan prasasti jaman Raja Sri Aji di Lodaya, Kerajaan Pamenang. Konon kabarnya, dulu ada seorang putri cantik dari Blitar. Sang putri, waktu itu datang ke Pamenang untuk melamar Joyoboyo, yang sangat tersohor kedigdayaannya. Malang bagi sang putri, karena Joyoboyo menolak lamaran itu.








[navigasi.net] Budaya - Arca Totok Kerot
Relief tengkorak merupakan dekorasi umum menghiasi "aksesories" yang dikenakan oleh arca ini


Akhirnya, terjadilah pertempuran hebat di antara keduanya. Karena kalah sakti, putri cantik itu mendapat kutukan dari Joyoboyo, dan berubahlah ia menjadi raksasa wanita berbentuk Dwarapala. Patung raksasa itulah yang hingga kini dikenal sebagai arca Totok Kerot.

Arca ini dulunya terpendam dalam tanah. Karena oleh penduduk, di tempat tersebut dikabarkan ada benda besar, maka pada 1981 lokasi itu digali. Hingga akhirnya, arca itu muncul separuh. Entah pada tahun berapa dilakukan penggalian ulang yang jelas saat saya berkunjung lebaran tahun 2005, patung tersebut telah muncul secara utuh diatas permukaan tanah.

Lokasi dimana arca Totok Kerot ini berada sangat sepi, seperti layaknya lokasi-lokasi arekologi lainnya yang sepi pengunjung. Sesekali terlihat pasangan muda-mudi yang mampir sebentar (berpacaran ?) untuk berteduh dibawah pohon rindang yang ada disekitar patung. Tidak adanya petugas jaga saat saya berkunjung disana semakin menegaskan bahwa memang objek wisata arkeologi ini jarang dikunjungi. Atau mungkinkah saya yang salah menentukan waktu berkunjung karena datang pada hari-hari menjelang lebaran.



Artikel: Budaya - Candi Tegowang

i























[navigasi.net] Budaya - Candi Tegowangi
Tampak sisi utara dari candi Tegowangi yang berlokasi di sebuah areal luas dan bersih










Lokasi

:

Tegowangi;Plamahan;Kediri



























[navigasi.net] Budaya - Candi Tegowangi
Pilar-pilar polos yang menghubungkan badan dan kaki candi dan diperkirakan seharunya berisi relief yang belum selesai dikerjakan


Menurut Kitab Pararaton candi ini merupakan tempat Pendharmaan Bhre Matahun. Sedangkan dalam kitab Negarakertagama dijelaskan bahwa Bhre Matahun meninggal tahun 1388 M. Maka diperkirakan candi ini dibuat pada tahun 1400 M dimasa Majapahit karena pendharmaan seorang raja dilakukan 12 tahun setelah raja meninggal dengan upacara srada.

Secara umum candi ini berdenah bujursangkar menghadap ke barat dengan memiliki ukuran 11,2 x 11,2 meter dan tinggi 4,35 m. Pondasinya terbuat dari bata sedangkan batu kaki dan sebagian tubuh yang masih tersisa terbuat dari batu andesit. Bagian kaki candi berlipit dan berhias. Tiap sisi kaki candi ditemukan tiga panel tegak yang dihiasi raksasa (gana) duduk jongkok; kedua tangan diangkat ketas seperti mendukung bangunan candi. Di atasnya terdapat tonjolan - tonjolan berukir melingkari candi diatas tonjolan terdapat sisi genta yang berhias.

Pada bagian tubuh candi ditengah-tengah pada setiap sisinya terdapat pilar polos yang menghubungkan badan dan kaki candi. Pilar-pilar itu tampak belum selesai dikerjakan. Di sekeliling tubuh candi dihiasi relief cerita sudamala yang berjumlah 14 panil yaitu 3 panil disisi utara, 8 panil disisi barat dan 3 panil sisi selatan. Cerita ini berisi tentang pengruatan (pensucian) Dewi Durga dalam bentuk jelek dan jahat menjadi Dewi Uma dalam bentuk baik yang dilakukan oleh Sadewa, tokoh bungsu dalam cerita Pandawa. Sedangkan pada bilik tubuh candi terdapat Yoni dengan cerat (pancuran) berbentuk naga.








[navigasi.net] Budaya - Candi Tegowangi
Relief cerita Sudamala yang berisi tentang pengruatan (pensucian) Dewi Durga dalam bentuk jelek dan jahat menjadi Dewi Uma dalam bentuk baik yang dilakukan oleh Sadewa


Dihalaman candi terdapat beberapa arca yaitu Parwati Ardhenari, Garuda berbadan manusia dan sisa candi di sudut tenggara. Berdasarkan arca-arca yang ditemukan dan adanya Yoni dibilik candi maka candi ini berlatar belakang agama Hindu ? (Sumber: artikel di lokasi wisata)
...............................
Candi Tegowangi menepati sebuah areal yang cukup luas dan terbuka. Areal wisata arkeologi ini juga terawat dengan baik, tidak terlihat sampah bertebaran kecuali daun-daun kering pepohonan dalam jumlah yang juga tidak terlalu banyak. Didekat gerbang masuk anda akan menjumpai sebuah peternakan lebah milik penduduk setempat yang bisa dijadikan nilai tambah tersendiri saat berkunjung. Sebagai orang yang awam sekali dengan tatacara beternak lebah, melihat kotak kayu berisi sarang lebah penuh madu saya sangat tertarik sekali untuk mencicipinya. Rasa madu murni beserta sarangnya memberikan sensasi sendiri didalam mulut, serasa makan "kerupuk" madu. Sebotol madu murnipun akhirnya kami beli, sebagai media penambah tenaga selama perburuan objek arkeologi di Kabupaten Kediri.